Apa
kabar pembaca? Kali ini Penulis akan mencoba mengangkat
sedikit cerita
mengenai penggunaan pacifier atau dot bayi, dan dampaknya bagi
pertumbuhan gigi geligi. Artikel ini penulis sarikan dari beberapa
literatur kontemporer yang penulis baca, sekaligus pengalaman
klinis sebagai praktisi kedokteran gigi.
Apa
itu Empeng?
Pacifier adalah perangkat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk
mengisap. Nama lain untuk pacifier adalah empeng, dummies, atau
“Binkies”.
Pacifier telah
digunakan selama berabad-abad dalam bentuk yang berbeda-beda, adapun
sekarang pacifier hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk
tersebut antara lain ortodontik (pipih) dan ada juga yang berbentuk
menyerupai puting botol-dot. Pada sebagian besar negara telah
memberlakukan peraturan tentang material untuk pacifier harus bebas
dari bahan beracun.
Interaksi
antara Empeng, mengisap jempol dan Pola pertumbuhan gigi anak
Penggunaan
empeng merupakan solusi mujarab bagi bayi ketika rewel, sehingga
penggunaannya sangat populer. Dan ini ternyata merupakan sebuah hal
yang alami, karena menurut
teori Sigmund Freud, pada usia
0-12 bulan bayi berada dalam fase mencari kepuasan dengan cara
mengisap-isap benda yang ada didekatnya. Tak heran jika bayi sering
terlihat asyik menghisap jempol,
ujung bantal, selimut, kertas, mainan dan benda apapun yang berada
dalam jangkauannya. Kalaupun kebiasaan menghisap jempol
menjadi pilihan favorit, tak lain karena jempol
merupakan bagian tubuh yang paling dekat sekaligus mungil ukurannya
sehingga mudah dimasukan kedalam mulut. Namun kebiasaan ini cukup
merisaukan orang tua karena banyak penelitian yang mengungkapkan
dampak buruk kebiasaan menghisap jempol
sehingga akhirnya banyak orang tua yang beralih ke pacifier atau
empeng untuk mengurangi
kebiasaan menghisap jari pada bayi.
Dengan
berkembangnya tingkat pemahaman masyrakat, banyak
orang tua
yang bingung tentang empeng. Apakah empeng berbahaya untuk balita?
Apakah ada pengaruh
empeng terhadap pertumbuhan gigi dan mulut anak ?
Ternyata
sampai sekarang hal ini masih menjadi kontroversi dan perdebatan di
kalangan dokter dan dokter gigi anak. Ada pihak pro dan kontra,
karena
pemakaian empeng yang terlalu lama hingga anak berusia diatas 4 tahun jelas membahayakan pertumbuhan rahang dan gigi tetap anak dan untuk mengoreksinya diperlukan perawatan orthodontik. Menurut drg. Sri Kuswandari M.S , Sp. KGA, P.hD, staf pengajar di bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas kedokteran Gigi UGM, “Gigi-gigi akan tersusun dengan baik apabila terdapat kesimbangan antara tekanan otot-otot lidah, pipi dan bibir menekan gigi ke dalam. Maloklusi terjadi dikarenakan adanya gangguan yang menyebabkan adanya ketidak seimbangan otot. Gangguan otot ini salah satunya disebabkan oleh empeng yang tidak digunakan secara benar.
pemakaian empeng yang terlalu lama hingga anak berusia diatas 4 tahun jelas membahayakan pertumbuhan rahang dan gigi tetap anak dan untuk mengoreksinya diperlukan perawatan orthodontik. Menurut drg. Sri Kuswandari M.S , Sp. KGA, P.hD, staf pengajar di bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas kedokteran Gigi UGM, “Gigi-gigi akan tersusun dengan baik apabila terdapat kesimbangan antara tekanan otot-otot lidah, pipi dan bibir menekan gigi ke dalam. Maloklusi terjadi dikarenakan adanya gangguan yang menyebabkan adanya ketidak seimbangan otot. Gangguan otot ini salah satunya disebabkan oleh empeng yang tidak digunakan secara benar.
Sebuah
pemahaman
Lalu
bagaimana pendapat penulis sebagai praktisi. Menelaah berbagai
literatur yang penulis baca, sekaligus berdasarkan tinjauan medis
klinis di lapangan. Penulis meyakini berdasarkan keyakinan yang
penulis anut bahwa segala sesuatu yang berlebihan adalah tidak baik.
Dengan
demikian tinjauan berlebihan bisa dilihat dari manfaat, kerugian,
sifat dan karateristik empeng itu sendiri serta waktu penggunaannya.
Berikut
ada beberapa poin yang bisa kita jadikan sebagai pengingat
1.
Manfaat dan kerugian
Empeng
memberikan
ketenangan bagi bayi dan balita, serta sebagai pengantar tidur.
Karena sampai usia 3
tahun secara alami, manusia memperoleh kepuasan dengan menghisap.
Nah, karena
berdampak secara psikologis atau kejiwaaan, tentunya sangat tidak
bijaksana bila kebiasaan ini tidak dikontrol. Akibatnya si kecil
menjadi tergantung pada empengnya. Menurut penulis, empeng sebaiknya
dipergunakan setelah si kecil mampu minum ASI dengan baik, dimana
reflek menghisapnya sudah baik.
Jangan sampai empeng justru menjadi penghambat si kecil untuk
membiasakan diri, dengan proses menyusu dengan baik kepada ibunya.
Sehingga poin berikutnya yang perlu diperhatikan adalah :
2.
Bentuk empeng dan karakteristik karet bahan yang dipergunakan
Empeng
yang baik, adalah yang tipis dan lebar, berventilasi, lunak dan
bawahnya berbentuk datar. Jika menggunakan yang bulat, bibir si anak
akan cenderung untuk maju ke depan yang mengganggu fungsi otot bibir.
Hal itulah yang menyebabkan tekanan otot bibir terhadap gigi
berkurang.
Empeng
yang baik mempunyai penahan bibir yang lebih lebar agar mulut anak
tidak cenderung maju ke depan. Nah yang terakhir yang perlu
diperhatikan
3.
Waktu penggunaan Empeng
Jangan
terlalu lama memakai empeng, American Academy of Pediatrics
menganjurkan bahwa pemberian empeng ini sebaiknya menunggu hingga
si bayi terbiasa dengan ASI untuk memastikan bahwa bayi tersebut
sudah bisa mengisap dengan baik. Selain itu juga jangan meneruskan
untuk memberikan empeng ketika sudah tertidur.
Sumber
bacaan:
1.
Majalah Dental-Dental edisi Oktober-september 2014
5.
http://asibayi.com/arsip/kelebihan-dan-kekurangan-penggunaan-pacifier/
kata kunci : dokter gigi anak, empeng, pacifier, dot bayi
kata kunci : dokter gigi anak, empeng, pacifier, dot bayi